Segumpal Tanah Liat

Kuambil segumpal tanah liat
Kubentuk dengan santai suatu hari,
dan saat jari-jariku menekannya,
tanah liat itu terbentuk seperti yang kumau.

Waktu berlalu dan ketika kudatang lagi,
tanah itu telah mengeras,
bentuk yang kubuat masih tampak,
namun ku tak dapat mengubahnya lagi.

Kuambil segumpal tanah liat hidup
Kubentuk dengan lembut hari demi hari
Kubentuk dengan dorongan dan rasa seniku
Hati seorang anak yang lembut dan mudah dibentuk.

Beberapa tahun kemudian ketika kudatang lagi,
Kulihat seorang dewasa.
Bentuk yang kubuat masih tampak,
namun ku tak dapat mengubahnya lagi.


Anonim


Yohaaa!! Setelah sekian lama blog ini terbengkalai, hari ini gw muncul kembali. Saat ingin ngeblog. Tiba-tiba ngerasa blank. Apa yang mau ditulis, apa yang mau dibahas. Haiss.. [-(

Then, gw nemuin tulisan ini di salah buku gw. Buku itu membahas tentang disiplin anak. Jadi anak kecil itu diibaratkan seperti tanah liat yang masih mudah dibentuk baik itu sikap dan sifatnya. Saat seseorang sudah dewasa, kita susah untuk mengubah sifat mereka yang sudah terbentuk sejak kecil. Namun bukan berarti kalau sudah dewasa kita tidak bisa mengubah sifat dan kebiasaan kita yang sudah berakar ini. Semua bisa saja dilakukan. Namun tidak bisa dilakukan oleh pacar, teman, orang tua atau siapa pun terkecuali diri kita sendiri.

Yah, dan ini yang sedang gw coba terapkan untuk gw sendiri. Ternyata menolong diri juga tidak gampang, perlu konsistensi, niat, dan kemampuan untuk memotivasi diri.
Hope can make it. :D


1 komentar:

arief maulana mengatakan...

ah tapi klo kamu aku percaya bisa kok :)

Posting Komentar