Selamat Natal, Jennifer
Halo, Sayang. Suasana Natal tahun ini takkan mungkin seperti biasanya tanpa kehadiranmu. Namun kami akan mencoba menguasai diri terhadap sekian banyak kenangan yang berasal dari masa sembilan belas tahun kehidupan kami bersamamu. Satu-satunya yang kudambakan untuk Natal ini adalah kehadiranmu kembali di tengah-tengah kami, namun karena tahu itu tidak mungkin maka aku harus puas dengan berkirim berita saja kepadamu: mudah-mudahan Tuhan akan menyampaikannya sendiri bertepatan dengan perayaan Natal.
Aku merasa kehilangan dirimu, untuk membantuku berbelanja persiapan Natal. Kau selalu bisa merasakan apa yang disukai ibumu. Seminggu belakangan ini ibumu sangat sibuk membuat kue-kue. Bermacam-macam jenisnya. Acara berkumpul kita yang biasa akan diadakan di rumah Paman Steve. Sarah sering merindukanmu pada malam hari, saat kalian dulu biasa mengobrol panjang lebar. Ia merasa kehilangan kakaknya - nasihat-nasihatnya dan juga pertengkaran yang sesekali terjadi! Walaupun kamu sering dimarahi oleh ayah dan ibu karena setiap tindakanmu yang ceroboh dan keras kepala, tapi yakinlah, kami selalu mencintaimu.
Sayang, maafkan ibumu. Sejak kematianmu setahun lalu, kami belum pernah menginjakkan kaki ke makammu. Makammu pasti sudah kotor, tidak terawat dengan salib tertancap. Bukannya kami tidak peduli padamu, tapi kami belum mampu menginjakkan kaki ke makammu. Setiap memikirkanmu, air mata ini berucuran tiada henti. Bahkan ayahmu yang selalu tampak tegar dan kuat, masih merasa sedih setiap ibu atau Sarah mengingatmu kembali.
Tapi kami sudah sepakat, besok kami akan ke makammu, menyingkirkan salju yang tebalnya mungkin hampir semeter, membersihkan makammu dan menghiasinya dengan bunga-bunga.
Jennifer, kami akan selalu merindukan dirimu. Kasih sayang kami takkan pernah lenyap dan kami takkan pernah melupakan dirimu!
Halo, Sayang. Suasana Natal tahun ini takkan mungkin seperti biasanya tanpa kehadiranmu. Namun kami akan mencoba menguasai diri terhadap sekian banyak kenangan yang berasal dari masa sembilan belas tahun kehidupan kami bersamamu. Satu-satunya yang kudambakan untuk Natal ini adalah kehadiranmu kembali di tengah-tengah kami, namun karena tahu itu tidak mungkin maka aku harus puas dengan berkirim berita saja kepadamu: mudah-mudahan Tuhan akan menyampaikannya sendiri bertepatan dengan perayaan Natal.
Aku merasa kehilangan dirimu, untuk membantuku berbelanja persiapan Natal. Kau selalu bisa merasakan apa yang disukai ibumu. Seminggu belakangan ini ibumu sangat sibuk membuat kue-kue. Bermacam-macam jenisnya. Acara berkumpul kita yang biasa akan diadakan di rumah Paman Steve. Sarah sering merindukanmu pada malam hari, saat kalian dulu biasa mengobrol panjang lebar. Ia merasa kehilangan kakaknya - nasihat-nasihatnya dan juga pertengkaran yang sesekali terjadi! Walaupun kamu sering dimarahi oleh ayah dan ibu karena setiap tindakanmu yang ceroboh dan keras kepala, tapi yakinlah, kami selalu mencintaimu.
Sayang, maafkan ibumu. Sejak kematianmu setahun lalu, kami belum pernah menginjakkan kaki ke makammu. Makammu pasti sudah kotor, tidak terawat dengan salib tertancap. Bukannya kami tidak peduli padamu, tapi kami belum mampu menginjakkan kaki ke makammu. Setiap memikirkanmu, air mata ini berucuran tiada henti. Bahkan ayahmu yang selalu tampak tegar dan kuat, masih merasa sedih setiap ibu atau Sarah mengingatmu kembali.
Tapi kami sudah sepakat, besok kami akan ke makammu, menyingkirkan salju yang tebalnya mungkin hampir semeter, membersihkan makammu dan menghiasinya dengan bunga-bunga.
Jennifer, kami akan selalu merindukan dirimu. Kasih sayang kami takkan pernah lenyap dan kami takkan pernah melupakan dirimu!
Salam kasih dari Sarah, Mom, dan Dad